Dari Benci Jadi Cinta

 By Muhammad Adli Abdullah

Tokoh:

Raka: Seorang siswa yang pintar tapi sombong.

Nina: Seorang siswi yang ceria dan cerdas, tetapi sering jadi korban ejekan Raka.

Dina: Sahabat Nina, selalu mendukungnya.

Budi: Sahabat Raka, sering memberi nasihat.

Sinopsis: Raka dan Nina adalah dua siswa yang selalu bertengkar setiap kali mereka bertemu. Raka sering mengejek Nina karena berbagai hal kecil, sedangkan Nina merasa kesal karena Raka selalu merasa paling hebat. Namun, suatu kejadian membuat Raka melihat sisi lain dari Nina, dan kebenciannya perlahan berubah menjadi cinta.

Adegan 1

(Di dalam kelas, Raka sedang mengerjakan tugas, sementara Nina duduk di meja lain mengerjakan tugas yang sama.)

Raka: (dengan nada mengejek) Nina, kamu benar-benar lambat ya, tugas segampang ini saja belum selesai?

Nina: (memandang Raka dengan kesal) Biar lambat asal benar. Lagipula, kenapa kamu harus selalu mengganggu aku, sih?

Raka: (tertawa) Karena lucu melihat kamu panik!

Nina: (menghela napas) Raka, kalau kamu nggak ada kerjaan, lebih baik fokus aja sama tugasmu sendiri.

Raka: (mengangkat bahu) Terserah kamu deh.

(Nina melanjutkan tugasnya dengan kesal, sementara Raka hanya tersenyum puas.)

 Adegan 2

(Di kantin sekolah, Dina duduk bersama Nina.)

Dina: Nina, kenapa sih kamu selalu ribut sama Raka? Aku lihat dia selalu cari-cari masalah sama kamu.

Nina: (dengan kesal) Aku juga nggak ngerti, Din. Dia tuh kayak nggak punya kerjaan lain selain ngejekin aku.

Dina: Mungkin dia suka sama kamu?

Nina: (terkejut) Suka? Sama aku? Nggak mungkin! Orang seperti dia cuma suka sama dirinya sendiri.

Dina: Siapa tahu. Terkadang orang yang suka, malah jadi sok ngusilin orang yang dia suka.

Nina: (mendengus) Nggak ada tuh, yang aku lihat cuma kebenciannya sama aku.

(Mereka berdua tertawa kecil, tapi Nina tampak masih berpikir tentang perkataan Dina.)

Adegan 3

(Di lapangan sekolah, Raka melihat Nina terjatuh saat membawa banyak buku. Raka menghampirinya.)

Raka: (dengan nada mengejek) Aduh, lihat nih! Kamu jatuh ya, Nina?

Nina: (kesal) Raka, jangan ganggu aku! Bisa nggak sih kamu sekali saja nggak ngejekin aku?

Raka: (terdiam sejenak, merasa bersalah) Eh, maaf... aku cuma bercanda. Kamu baik-baik saja?

Nina: (mengangkat buku-bukunya) Ya, aku baik-baik saja. Nggak usah pura-pura peduli.

Raka: (merasa tersinggung) Aku benar-benar nggak maksud jahat, Nina. Aku cuma... (terhenti, lalu memutuskan membantu Nina mengambil bukunya) Nih, aku bantuin.

Nina: (terkejut, tapi akhirnya menerimanya) Makasih, Raka.

Raka: (tersenyum sedikit canggung) Sama-sama.

Adegan 4

(Beberapa hari kemudian, Raka dan Budi sedang berbicara di taman sekolah.)

Budi: Raka, akhir-akhir ini kamu kelihatan beda deh. Ada apa?

Raka: (ragu-ragu) Aku... Aku merasa aneh sama Nina.

Budi: Aneh gimana?

Raka: Dulu aku senang ngejekin dia, tapi sekarang malah jadi nggak enak. Aku... Aku rasa aku suka sama dia.

Budi: (tertawa) Akhirnya kamu sadar juga. Kenapa nggak coba ajak dia ngobrol baik-baik?

Raka: Tapi aku takut dia nggak suka sama aku. Aku udah sering ganggu dia.

Budi: Coba aja. Siapa tahu dia juga punya perasaan yang sama.

Adegan 5

(Raka menghampiri Nina yang sedang duduk di taman.)

Raka: Nina, aku bisa ngobrol sebentar?

Nina: (melihat Raka dengan curiga) Mau apa lagi kamu?

Raka: Aku... mau minta maaf. Aku sadar aku sering banget ganggu kamu, dan itu nggak baik.

Nina: (terkejut) Kamu minta maaf?

Raka: Iya. Dan aku juga mau bilang sesuatu... Aku rasa aku suka sama kamu.

Nina: (terdiam sejenak) Kamu serius?

Raka: (mengangguk) Iya, aku serius. Maaf kalau caraku selama ini salah.

Nina: (tersenyum pelan) Mungkin kalau kamu nggak ganggu aku terus, aku juga bisa suka sama kamu.

Raka: (tersenyum lega) Jadi... kita bisa mulai dari awal?

Nina: (mengangguk) Boleh, tapi kamu harus berhenti ngejekin aku.

Raka: Janji!

(Mereka berdua tersenyum dan mulai berbicara dengan lebih santai, tanda awal hubungan yang baru.)

Tamat.

Drama ini menampilkan perubahan dari permusuhan menjadi perasaan cinta, menunjukkan bahwa cinta bisa tumbuh dari tempat yang tak terduga.

Comments

Popular posts from this blog

Best Friend

Sompral