Meraih Mimpi
By Mohammad Ilghov Andrean
*Tokoh:*
1. Andi - Anak yang memiliki impian menjadi dokter.
2. Rina - Sahabat Andi, bercita-cita menjadi penulis.
3. Budi - Teman sekelas, pesimis tentang masa depan.
4. Ibu Andi - Orang tua yang mendukung cita-cita Andi.
*Adegan 1: Di Kelas*
(Siang hari, Andi dan Rina sedang mengerjakan tugas di
kelas)
*Rina:* (menghela napas) "Andi, kamu sudah tahu mau
jadi apa nanti kalau sudah besar?"
*Andi:* (tersenyum) "Tentu, aku ingin jadi dokter. Aku
ingin membantu orang yang sakit."
*Rina:* "Wah, keren! Kalau aku, pengin jadi penulis.
Aku suka banget baca novel, dan ingin buat cerita yang bisa menginspirasi
banyak orang."
*Budi:* (masuk ke kelas, mendengar percakapan) "Ah,
ngapain sih mikirin cita-cita? Susah, tahu! Belum tentu kita bisa capai itu
semua."
*Andi:* "Kenapa kamu bilang begitu, Bud? Setiap orang
punya kesempatan untuk meraih impian mereka."
*Budi:* (sinis) "Lihat aja keadaan kita sekarang. Nggak
semua orang bisa sukses. Lagian, jadi dokter atau penulis itu butuh biaya
banyak. Mending realistis aja."
*Rina:* (menatap Budi dengan serius) "Budi, semua orang
memang punya tantangan masing-masing, tapi itu bukan alasan untuk menyerah.
Kalau kita bekerja keras dan punya tekad kuat, kita bisa meraih mimpi
kita."
*Andi:* "Betul, Bud. Kalau kita terus berusaha dan
nggak mudah menyerah, pasti ada jalan. Aku yakin bisa jadi dokter karena itu
impianku dari kecil."
*Budi:* (terdiam, merenung) "Ya, mungkin kalian benar.
Aku cuma takut gagal."
*Rina:* "Kegagalan itu bagian dari proses, Bud. Dari
situ kita belajar dan jadi lebih kuat."
*Adegan 2: Di Rumah Andi*
(Malam hari, Andi sedang belajar, Ibu Andi datang dan duduk
di sampingnya)
*Ibu Andi:* (tersenyum) "Andi, Ibu lihat kamu sangat
serius belajarnya. Ada yang bisa Ibu bantu?"
*Andi:* (menghentikan belajar) "Aku sedang belajar
biologi, Bu. Aku ingin jadi dokter, tapi kadang aku merasa pelajarannya
sulit."
*Ibu Andi:* "Memang nggak mudah, Nak. Tapi Ibu yakin,
kalau kamu tekun dan terus berusaha, kamu pasti bisa. Cita-cita itu bukan
tentang mudah atau sulitnya, tapi tentang seberapa besar keinginan kita untuk
meraihnya."
*Andi:* (tersenyum) "Terima kasih, Bu. Aku akan terus
berusaha. Aku ingin membuat Ibu bangga."
*Ibu Andi:* "Ibu sudah bangga denganmu, Andi. Ingat,
jangan pernah takut bermimpi besar. Ibu selalu ada di sini mendukungmu."
*Adegan 3: Di Sekolah*
(Beberapa bulan kemudian, Andi, Rina, dan Budi sedang
berdiskusi di taman sekolah)
*Budi:* "Andi, Rina, aku akhirnya memutuskan untuk
mengejar cita-citaku. Aku ingin jadi insinyur. Aku tahu itu nggak mudah, tapi
aku akan coba."
*Rina:* (tersenyum lebar) "Itu keputusan yang bagus,
Bud! Setiap langkah kecil yang kita ambil mendekatkan kita pada impian
kita."
*Andi:* "Aku setuju. Yang penting kita punya tujuan dan
terus berusaha. Kita harus saling mendukung agar semuanya bisa tercapai."
*Budi:* "Terima kasih sudah mengingatkan aku untuk
nggak menyerah. Ayo, kita sama-sama meraih mimpi kita!"
(Mereka bertiga saling bersalaman dan tersenyum, menunjukkan
tekad kuat untuk menggapai cita-cita masing-masing.)
*Tamat*
---
Naskah drama ini menggambarkan semangat pantang menyerah
dalam menggapai cita-cita dan pentingnya dukungan dari teman serta keluarga
dalam meraih impian.
Comments
Post a Comment