Di Bawah Langit Pedesaan
By: Ayu Puspitasari
Pemain:
Ibu Sari: Wanita paruh baya, pemilik rumah kecil di desa.
Bapak Jaya: Suami Ibu Sari, petani yang pekerja keras.
Ani: Anak perempuan Ibu Sari dan Bapak Jaya, berusia 18 tahun.
Rudi: Teman Ani, seorang pemuda yang baru pulang dari kota.
Setting: Sebuah rumah sederhana di desa dengan pemandangan sawah dan gunung di kejauhan. Pagi hari, suasana pedesaan yang tenang.
Adegan 1
(Ibu Sari sedang menyiram tanaman di halaman depan. Bapak Jaya sedang duduk di bangku sambil memeriksa alat pertanian. Ani masuk dari arah sawah dengan Rudi.)
Ibu Sari: (Tersenyum melihat Ani) Ah, anakku sudah pulang. Bagaimana hasil panen hari ini?
Ani: (Wajah lelah tapi bahagia) Lumayan, Bu. Tapi Rudi, teman baruku dari kota ini, baru saja datang. Dia ingin melihat-lihat.
Rudi: (Menyapa dengan ramah) Selamat pagi, Bu. Pak. Terima kasih sudah mengizinkan saya mengunjungi desa ini.
Bapak Jaya: (Tersenyum) Selamat datang, Rudi. Silakan duduk. Ini adalah kehidupan sederhana, tapi penuh kebahagiaan.
Rudi: (Melihat sekitar) Benar-benar berbeda dari kota. Saya merasa tenang di sini.
Ibu Sari: (Menyuguhkan minuman) Ini adalah teh daun pandan, Rudi. Rasanya unik, mungkin berbeda dengan yang biasa kamu minum di kota.
Rudi: (Mencoba teh) Wah, rasanya segar. Bagaimana kehidupan di desa ini?
Ani: (Mengambil tempat duduk) Kehidupan kami sederhana. Kami mengandalkan hasil bumi dan bekerja keras setiap hari. Tapi ada kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Rudi: (Menatap ke luar) Saya melihat banyak hal di kota, tapi rasanya tidak ada yang seharmonis ini. Apa yang membuat kalian bahagia di sini?
Bapak Jaya: (Sambil menggaruk kepala) Mungkin itu karena kami hidup dengan apa adanya. Kami tidak mengejar sesuatu yang
lebih, tapi menikmati hasil dari kerja keras kami dan kebersamaan.
Ibu Sari: (Mengangguk) Benar. Di sini, kami tahu bahwa kebahagiaan datang dari hal-hal sederhana. Dari berbagi waktu bersama keluarga, dari melihat tanaman tumbuh, dan dari keindahan alam sekitar.
Rudi: (Tersenyum) Terima kasih telah menunjukkan kepada saya cara pandang baru. Saya akan bawa kembali kenangan ini ke kota dan menghargai hal-hal sederhana yang mungkin sering saya lupakan.
Ani: (Mengambil tangan Rudi) Dan kami juga senang kamu bisa merasakannya. Semoga ada lebih banyak waktu untuk kita berbagi cerita dan pengalaman.
Bapak Jaya: (Mengangkat gelas) Untuk kebahagiaan sederhana dan persahabatan yang menyatukan kita.
Ibu Sari: (Mengangkat gelas juga) Untuk setiap momen berharga yang kita miliki, di
bawah langit pedesaan ini.
----
TAMAT
Comments
Post a Comment