Impian di Balik Senja
By Rama Putra Prayitno
Tokoh:
Ibu: Seorang wanita paruh baya, penuh kasih
namun keras.
Anak (Bima): Remaja berusia 17 tahun, ingin
mengejar impian menjadi musisi.
Sahabat (Rani): Teman dekat Bima, selalu
mendukung impian Bima.
Sinopsis: Bima ingin menjadi musisi, tetapi
ibunya menginginkan dia fokus pada pendidikan formal. Di tengah dilema,
sahabatnya, Rani, memberi semangat agar Bima tetap memperjuangkan impiannya.
Adegan 1: Ruang Keluarga
(Ibu sedang menonton televisi. Bima masuk
dengan gitar di tangannya.)
Bima: (Tersenyum) Bu, aku mau kasih lihat
lagu yang baru aku buat.
Ibu: (Memandang Bima sekilas) Lagi-lagi
gitar itu, Bima. Kapan kamu mau serius dengan sekolah? Ujian akhir sudah dekat.
Bima: (Menghela napas) Tapi, Bu, musik itu
hidupku. Aku ingin jadi musisi.
Ibu: Musik tidak akan membawamu ke
mana-mana, Bima. Lihat tetangga kita, Andi. Dia musisi, tapi hidupnya susah.
Kamu mau seperti itu?
Bima: (Memaksa tersenyum) Aku tidak seperti
Andi, Bu. Aku punya rencana.
Ibu: (Meninggikan suara) Rencana? Rencana
apa? Bermain gitar seharian? Itu bukan rencana, Bima! Kamu harus berpikir
realistis.
Bima: (Menunduk) Aku cuma minta Ibu percaya
sama aku…
Ibu: (Menghela napas, lembut) Ibu hanya
ingin yang terbaik untukmu. Belajarlah dulu, baru bicara soal musik.
(Bima terdiam, lalu beranjak keluar dari
ruang keluarga.)
Adegan 2: Taman Belakang Rumah
(Bima duduk di bangku taman, memetik gitar
dengan lesu. Rani datang menghampiri.)
Rani: (Tersenyum) Hey, kenapa murung? Gagal
nonton konser?
Bima: (Tersenyum lemah) Enggak, Rani. Ibu
lagi marah karena aku main gitar terus.
Rani: Ya ampun, Bim. Kamu tahu kan, Ibumu
cuma khawatir. Tapi kalau itu impianmu, jangan mudah nyerah.
Bima: (Menatap Rani) Aku bingung, Rani. Aku
mau bikin Ibu bangga, tapi aku juga mau kejar impianku.
Rani: Bima, ingat saat kita pertama kali
bikin lagu di kelas? Kamu bilang musik itu caramu mengekspresikan diri. Jangan
biarkan apa pun menghentikanmu.
Bima: (Tersenyum) Terima kasih, Rani. Aku
butuh dengar itu.
Rani: Ayo, tunjukkan pada Ibumu bahwa kamu
bisa sukses dengan caramu sendiri. Lakukan untukmu, bukan untuk orang lain.
Bima: (Mengangguk yakin) Kamu benar. Aku
akan buktikan. Terima kasih, Rani.
(Bima dan Rani tersenyum satu sama lain.
Bima mulai memetik gitar dengan semangat baru.)
Tirai menutup.
TAMAT
Naskah ini menggambarkan konflik antara mengikuti impian pribadi dan memenuhi harapan keluarga, yang sering dialami remaja. Anda dapat mengembangkan lebih jauh dengan menambah adegan atau karakter lain sesuai kebutuhan.
Comments
Post a Comment