Jebakan Mesin Waktu
By Juan Juan Febrian
Tokoh:
Dika - Seorang ilmuwan muda yang cerdas dan ambisius.
Rina - Rekan kerja Dika yang skeptis namun peduli.
Bimo - Teman Dika yang penasaran dan ceria.
Misterius - Sosok misterius yang muncul dari masa depan.
Setting: Laboratorium Dika, waktu malam.
Adegan 1: Laboratorium Dika
(Dika sedang bekerja di depan sebuah mesin besar yang penuh dengan kabel dan lampu berkedip-kedip. Rina berdiri di belakangnya, terlihat ragu.)
Rina: (Dengan nada khawatir) Dika, kamu yakin ini aman? Membuat mesin waktu itu tidak main-main.
Dika: (Antusias) Tenang saja, Rina. Aku sudah menghitung semuanya dengan cermat. Ini akan menjadi penemuan terbesar abad ini!
Rina: (Menggelengkan kepala) Tapi, bermain-main dengan waktu... itu bisa berbahaya. Kita tidak tahu konsekuensinya.
Dika: (Mengambil napas dalam) Justru karena itu, kita harus mencoba. Bayangkan, kita bisa memperbaiki kesalahan di masa lalu atau melihat masa depan. Ini adalah kesempatan untuk mengubah segalanya!
Bimo: (Masuk ke laboratorium dengan senyum lebar) Eh, kalian lagi sibuk? Gimana, mesin waktunya sudah siap?
Dika: (Tersenyum penuh keyakinan) Hampir, Bim. Sekarang, kita akan melakukan percobaan pertama. Kalian siap?
Rina: (Ragu-ragu) Dika, pikirkan lagi...
Bimo: (Dengan semangat) Ayo, Dika! Aku penasaran apa yang akan terjadi!
Dika: (Mengaktifkan mesin) Baiklah, kita mulai sekarang!
(Lampu-lampu mesin menyala terang, dan suara dengungan yang aneh mulai terdengar. Tiba-tiba, cahaya menyilaukan memenuhi ruangan, dan sosok Misterius muncul dari dalam mesin.)
Adegan 2: Misterius Muncul
Misterius: (Dengan suara berat dan penuh wibawa) Kalian telah membuat kesalahan besar.
Rina: (Tersentak) Siapa kamu?!
Misterius: Aku adalah kalian di masa depan, dan kalian telah membuka pintu ke bencana.
Dika: (Terkejut) Masa depan? Apa maksudmu?
Misterius: Setiap perubahan kecil yang kalian lakukan di masa lalu atau masa depan akan membawa kehancuran. Mesin ini bukan alat untuk memperbaiki kesalahan, tetapi jebakan yang akan menghancurkan segalanya.
Bimo: (Khawatir) Apa yang harus kita lakukan?
Misterius: (Dengan tegas) Kalian harus menghancurkan mesin ini sebelum terlambat. Jika tidak, waktu akan hancur, dan dunia kita akan berubah menjadi kekacauan yang tak bisa diperbaiki.
Dika: (Terdiam, berpikir keras) Tapi… ini adalah hasil kerja keras kita.
Rina: (Menatap Dika dengan serius) Dika, kadang-kadang, yang terbaik adalah melepaskan sesuatu yang berbahaya, meskipun itu berharga.
Dika: (Menarik napas dalam dan mengangguk) Kamu benar. Kita tidak bisa mengambil risiko ini.
(Dika perlahan-lahan mematikan mesin dan mulai menghancurkannya. Misterius menghilang secara perlahan.)
Adegan 3: Penutupan
(Ruangan kembali tenang setelah mesin hancur.)
Bimo: (Dengan nada lega) Itu tadi sangat menakutkan… tapi sekarang kita aman, kan?
Rina: (Tersenyum tipis) Kita aman. Untuk saat ini.
Dika: (Dengan nada sedih tapi tegas) Mungkin kita belum siap untuk mengubah waktu. Tapi, kita belajar bahwa tanggung jawab lebih penting dari ambisi.
Rina: (Mengangguk) Dan, ada hal-hal yang memang seharusnya kita biarkan apa adanya.
(Mereka bertiga saling menatap, merasakan kebersamaan yang kuat setelah pengalaman itu. Lalu, mereka keluar dari laboratorium, meninggalkan mesin yang sudah hancur.)
Tirai menutup.
TAMAT.
Comments
Post a Comment