KETIKA TAKDIR TAK BERPIHAK

By Upit Fitriani Sholiha

Disebuah sekolah ada seorang murid perempuan yang sedang belajar sebut saja namanya Rara, dia 

merupakan murid yang berprestasi serta memiliki keluarga yang sangat harmonis. di suatu ketika 

ada teman cowoknya yang mengganggu dia saat sedang mengerjakan tugas, sebut saja cowok 

tersebut dengan nama Alvaro, Alvaro sering sekali mengganggu nya.

Alvaro:”Ra, lihat dong jawabannya”(sambil mengambil pulpen Rara yang sedang dipakai untuk 

menulis)

Rara:”apaansi Al, ngerjain sendiri lah nyontek mulu”(mengambil kembali pulpennya)

Alvaro:”Ih dasar pelit”

Rara:”emang”

Alvaro:”untung cantik”(berbicara dengan nada pelan)

Rara:”ngomong apa tadi?”

Alvaro:”engga, itu ada gajah terbang”(menunjuk ke langit untuk mengalihkannya)

Rara:”apasi, dasar cowok ga jelas”

Bel pulang pun berbunyi semua siswa berhamburan keluar untuk pulang sekolah, tetapi Rara tidak 

pulang karena dia harus piket terlebih dahulu.Dia piket dengan dua sahabatnya itu sebut saja 

namanya Keira dan Nayla.

Keira:”eh ra jangan pulang dulu dong, kan kita sekarang piket”

Rara:” eh iya ya, maap lupa key”(sambil tertawa kecil)

Nayla:”iya nih main pulang pulang aja”

Rara:”sorry deckk”

Keyra:”taro dulu yu tasnya disitu berat nih pundak gue”(menunjuk ke meja dekat pintu)

Rara:”iya nih sama gue juga”

lalu mereka bertiga pun menaruh tasnya di meja dekat pintu dan mereka melanjutkan menyapu 

kelas yang sangat kotor itu. tiba-tiba saja tas Rara diambil oleh seorang pria, ya betul tak lain dan tak 

bukan dia adalah Alvaro si anak yang selalu mengganggu Rara yang ternyata dia belum pulang.

Rara: "woi Al apaan sih ngambil-ngambil tas orang gak punya sopan santun banget“

Alvaro: “hehe, maap ra gue cuman mau lihat catetan tadi, boleh ga? " (tersenyum tengil)

Rara: "ya Jangan ambil ambil aja dong Al, minimal permisi dulu lah " (memasang muka kesal) 

Alvaro: "ya kalo gue izin dulu pasti sama lo gak bakal dipinjemin “

Rara: "ya emang sih hahaha, takutnya nanti buku gue dibakar lagi sama lo “

Alvaro: “ya enggalah ra ngadi ngadi aja lo. Jadi gimana boleh ga nih? “

Rara: “karna gue masih punya hati yang yang baik dan ga tengil kaya lo, gue izinin tapi ada 

syaratnya”

Alvaro: “apaan tu syaratnya?”

Rara:”lo jangan jailin gue terus”

Alvaro:”hahaha ga janji” (sambil lari dan merebut buku yang ada di tangan Rara dengan tertawa 

tengil)

ya betul meminjam buku kepada Rara itu hanya modus nya saja agar bisa menjahili Rara, mana 

mungkin seorang Alvaro yang nakal dan kesekolah hanya numpang absen setelah itu pergi entah

kemana mau mencatat mapel yang tadi ketinggalan.

Malam hari nya Rara dan kedua sahabatnya itu pun main ke korsel untuk sekedar merefreshing kan 

otaknya yang sudah melewati hari yang sangat melelahkan itu, ya mereka memilih korsel padahal 

mereka itu mainnya selalu ke mall ya biasalah ya anak holang kaya. Mereka memilih korsel karena

penasaran sebab banyak temannya yang sering menceritakan pengalaman yang menyenangkan di 

korsel tersebut. Di sana mereka mencoba banyak permainan seperti ombak banyu, kora kora dan 

melukis bersama dan mereka sangat amat senang dengan itu semua, setelah mereka puas bermain 

mereka memutuskan jajan pancong lumer yang sedari tadi wanginya sangat amat menggoda.

Rara:”eh guys jajan yu laper nih”

Keyra:”ayoo gasss, gue juga laper nih gara gara tadi teriak teriak naik kora kora”

Nayla:”ayoo, tapi kita jajan apa? Gue si maunya yang manizzz manizzz”

Rara:”sama gue juga, jajan pancong aja yu soalnya wanginya dari tadi menggoda bangetttt kayanya 

enakkkk banget dah tu pancong”

Keyra,nayla:”yuuuuu gass beli” 

Mereka pun berjalan ke penjual pancong tersebut yang jaraknya tidak terlalu jauh dari mereka 

berada, dan betapa terkejutnya mereka saat tau bahwa penjual pancong tersebut adalah temannya 

atau lebih tepatnya yang selalu menjahili Rara setiap hari ya dia adalah Alvaro Nadenra, dia sudah 

berjualan pancong sejak SMP sampai sekarang dia sudah kelas 12 SMA, Alvaro membantu bundanya 

berjualan karena ayahnya sudah wafat ketika dia kelas 6 SD.

Rara:”Alvaro???ini elo?” (bingung )

Alvaro:”iya ra ini gue Alvaro, tumben amat lo main ke korsel biasanya mainnya ke mall” (dengan 

ekspresi tengilnya)

Rara:”yaudah si emang masalah buat lo?” (ketusnya)

Keira:”udah udah kebiasaan lo berdua ribut mulu kalo ketemu”

Rara:”itutu si Alvaro bikin kesel aja”

Alvaro:” apasi orang gue cuman nanya doang sensi amat lo” (dengan ekspresi tengil dan sedikit 

menggoda)

Nayla:” udah jangan ribut mulu nanti saling suka loh hahaha”(sambil tertawa)

Alvaro,Rara:”ENGGA LAH”

Keira:”ciee barengannn”

Rara:”udah lah kita kesini tu mau jajan bukan malah kalian ceng cengin kita”

Nayla:”iya iya ra sorry deh”(sambil menggoda rara agar memaafkannya )

Rara:”y” (ketus Rara)

Alvaro:”jadi kalian mau beli ga?malah ngobrol aja”

Keira:”jadi lah, gue mau rasa coklat ya”

Nayla:”gue matcha”

Rara:”gue strawberry, setengah mateng ya”

Alvaro:”oke di tunggu ya, silahkan duduk dulu”

Mereka pun ngobrol sembari menunggu pesanannya sampai, setelah pesanan sampai mereka 

memakannya.

Nayla:” eh sumpah enak bangettt woy pancongnyaaa”

Keira:”iyaaa ihh kayanya gue bakal jadi langganan nih”

Rara:”iyaa woyyy ga nyangka si tukang jail bisa bikin pancong”

Setelah mereka selesai makan sambil berbincang bincang mereka pun membayar nya.

Rara:”Al pancongnya enak bangett asliii, ga nyangka gue ternyata tukang jail kaya lo bisa bikin 

pancong se enak ini”

Alvaro:”Iyaa lah gue gitu loh orang paling ganteng, keren dan incaran para wanita”(dengan ekspresi 

PD nya,lebih tepatnya bukan PD tapi kepedean)

Rara:”duh jadi nyesel muji lo”

Alvaro:”fakta ra, lo juga pasti nanti suka sama gue”(masih dengan ekspresi kepedeannya dan 

menggoda Rara)

Rara:”ga mungkin dan ga akan mungkin”(suara tegas dan emosi)

Alvaro:”ah yang bener”(godanya)

Rara:”udah lah ini mau di bayar ga si”

Alvaro:”bayar lah”

Rara:”berapa semuanya al”

Alvaro:”30 ribu ra”

Rara:”nih”(sambil memberikan uang 100 ribu miliknya)

Alvaro:”ini ra kembaliannya”(menyodorkan uang kembalian)

Rara:”okeyy thanks al”

Alvaro:”iyaa sama samaa, jangan lupa balik lagi ya cantik”(sambil senyum tengil dan bahagia karena 

rara memuji nya walaupun yang di puji hanya jualannya bukan penjualnya)

Pikir Alvaro mungkin tak akan terdengar oleh Rara karena mereka sudah agak jauh dan suara Alvaro 

yang tidak terlalu keras, tetapi nyatanya Rara mendengar itu walaupun agak sedikit ragu karena 

disana rame yang pastinya sangat amat berisik. 

hah ga salah denger nih gue?Alvaro bilang gue cantik?ih ke gue bukan si?apa gue nya kepedean 

ya?ah gatau lah ko jadi mikirin alvaro (bisik hatinya)

mereka pun pulang dan kembali ke rumah masing masing.

Di saat alvaro sedang di kamarnya sepulang dari berjualan pancong dia berbicara dengan dirinya 

sendiri 

Aduhhh ini gue sampe kapan nyembunyiin perasaan gue sama Rara, udah 3 tahun gue sembunyiin 

perasaan gue, bukan gue pengecut gamau ngungkapin tapi gue sadar diri kalo gue sama dia itu 

beda kasta pasti dia gabakal mau sama gue yang cuman seorang penjual pancong, tapi mau sampe 

kapan ya gue gini terus udah lah pokoknya gue akan secepatnya ngungkapin perasaan ini sama dia 

terserah mau bagaimana pun jawabannya yang penting gue udah ngungkapin.

Dilain tempat ternyata Rara pun sedang memikirkannya 

Ihhh sumpah kenapa ya kalo gue di deket alvaro kaya ngerasa deg degan gitu? aaa apa gue suka 

sama alvaro?aduhh masa si? Tapi tadi gue salah denger ga ya yang alvaro bilang cantik?terus yang 

waktu itu juga dia bilang 'untung cantik' tapi pas gue tanya dia malah mengalihkan dengan bilang 

ada gajah terbang. Ah kenapa malah mikirin alvaro si aduhhhh

3 hari kemudia alvaro mengajak Rara ke danau dekat sekolah sepulang sekolah untuk 

mengungkapkan perasaannya wkwk dan dengan iming iming mengembalikan buku yang ia pinjam 

agar Rara mau menemuinya disana. 

Saat jam istirahat ke 2 Alvaro duduk sebelah Rara yang sedang makan bekalnya itu untuk mengajak 

nya ke danau tersebut.

Alvaro:”lagi apa ra”(sambil duduk samping Rara tanpa permisi)

Rara:”ngagetin aja lo, mana main duduk duduk aja lagi”(dumelnya)

Alvaro:”hahaha maap ra” 

Rara:”untung ga keselek”(dumelnya)

Alvaro:”iyaa raraaaaa maappppp yaaaaaaaaa” (dengan ekspresi senyum dan membujuknya)

Rara:”mau ngapain si lo disini”

Alvaro:”gue mau ngajak lo ke danau deket sekolah, mau ada yang di bicarain”

Rara:”yaudah si tinggal bilang aja disini”(ketusnya)

Alvaro:”gue maunya di danau, kalo lo gamau gue ga akan balikin buku lo bahkan nanti gue bakal 

bakar buku lo” (ancamnya)

Rara:”ngancem ae lo bisanya”

Alvaro:”ya itulah jalan satu satunya ra biar lo mau”

Rara:”iyaiya, kapan?”(ketusnya)

Alvaro:”Pulang sekolah ya cantik”(bisiknya agar tidak kedengaran oleh yang lain)

Alvaro pun pergi keluar kelas dengan senyum senyum sendiri, Rara pun bergumam dengan dirinya 

sendiri dalam hati 

aduhh tadi ga salah dengerrr kan?tapi yakali salah orang dia aja sengaja ngomongnya di telinga 

gue, aduhh sumpah tu kan berarti yang kemarin kemarin gue ga salah denger, aduh jadi takuttt dia 

mau ngapain ya nantiiii apa jangan jangan mau ngungkapin perasaannya?eh eh eh gausah 

kepedean deh lo Ra berharap banget.

Bel sekolah pun berbunyi semua siswa pulang ke rumahnya masing masing tetapi Rara dan alvaro 

akan mampir dulu ke danau.Di danau tersebut sudah ada alvaro yang sedang duduk menikmati 

tenangnya air danau itu, Rara pun datang tak lama setelah alvaro sampai.

Rara:”udah lama kah al?”

Alvaro:”engga ko, ini gue juga baru sampe, sini duduk dulu samping gue gabakal gue makan juga ko 

tenang”

Rara:”okeyy”( Rara pun duduk samping alvaro)

Dalam hati rara (tuh kan gue deg degan lagiii aduh gimana ini mana ini sunyi banget lagi kedengeran 

ga ya kalo gue deg degan kan malu kalo ketauan alvaro)

Alvaro membuka percakapan setelah 2 menit mereka duduk melihat pemandangan di danau 

tersebut 

Alvaro:”Ra jadi gue mau jujur sama lo tentang perasaan gue, gue gaakan maksa buat lo terima gue, 

gue cuman mau bilang kalo gue jailin lo, ngegangguin lo,dan lain lain itu adalah cara gue biar bisa 

berinteraksi sama lo ra agar gue bisa deket sama lo gue suka sama lo ra, lo mau ga jadi pacar 

gue?”(dengan ekspresi penuh harapan)

Rara:”jujur ya al gue juga suka deg degan kalo deket sama lo kaya beda aja gitu dan anehnya gue 

juga suka kalo lo jailin gue apakah itu tandanya gue juga suka sama lo? Tapi kayanya iyaa hahaha 

maluu, okeyy gue mau jadi pacar lo”(sambil tertawa malu)

Alvaro:”akhirnyaaaaa lo terima cinta gue, makasiii ya ra gue akan selalu bahagiain lo,ngejagain 

lo,ngelindungin lo dan ga akan pernah gue sia siain lo”

Rara:”promise??”(sambil menyodorkan jari kelingking yang imut itu)

Alvaro:”yess, promise”(menangkap jari kelingking nya itu)

Setelah mereka resmi berpacaran mereka saling support satu sama lain dan melengkapi satu sama 

lain salah satunya seperti rara yang membantu alvaro berjualan di pasar malam atau korsel tanpa 

harus merasa gengsi. Rara pun sudah di kenalkan ke bunda nya alvaro dan di sambut sangat baik 

oleh bundanya, tetapi Rara belum mau untuk mengenalkan alvaro kepada keluarganya karena dia 

takut kalo alvaro tidak di terima oleh keluarganya terutama papahnya yang sangat tidak setuju jika 

anak anaknya menikah atau berpacaran dengan yang beda kasta.

Setelah mereka lulus mereka semua melanjutkan perjalanannya ada yang kuliah ada yang kerja ada 

pula yang kuliah sambil kerja seperti alvaro, dia kuliah sambil kerja karena jika dia tidak kerja siapa 

nanti yang akan membiayain kuliahnya.

Disuatu malam sekitar pukul 20.00 ayahnya yang baru pulang dari luar negeri melihat anaknya yang 

sedang membantu pacarnya itu berjualan pancong di pasar malam, ayahnya melihat karena mereka 

berjualannya di pinggir jalan, ayah nya pun langsung turun dari mobil itu untuk menghampiri 

putrinya, ayahnya bernama Morgan Mahendra dia adalah seorang CEO perusahaannya sudah sangat 

terkenal dan berada dimana mana.

Morgan:”hey Rara km lagi ngapain disini, disini tu kotor”(berbicara dengan nada tinggi)

Rara:”ini pah rara lagi bantuin jualan”

Morgan:”jualan nya siapa?berani beraninya nyuruh anak papah buat jualan”(dengan nada tingginya)

Alvaro:”saya om, tapi saya ga nyuruh anak om untuk jualan ”(nada bicara sopan dan pelan)

Morgan:”SIAPA KAMU!!!”(nada amarah)

Rara:”dia pacar aku pah, dia emang ga nyuruh aku untuk jualan tapi aku sendiri pah yang mau 

bantuin dia”(dengan nada agak sedikit tinggi dan menahan nangis)

Morgan:”berani beraninya kamu pacarin anak saya dasar laki laki gatau diri ga sudi anak saya 

pacaran sama orang miskin kaya kamu”(nada marah dan kesal)

Alvaro:”maaf om saya emang miskin saya seharusnya sudah sadar diri dari awal kalo saya gapantes 

buat rara”(tertunduk dan menahan tangis)

Morgan:”bagus deh kalo kamu sadar, sekarang putuskan anak saya kalo tidak saya akan hancurkan 

hidup kamu” (nada tagas dan mengancam)

Rara:”pah jangan gitu dong aku sayang sama dia pah tolong jangan jauhin aku sama diaaa”(nangis 

sejadi jadinya)

Alvaro:”udah ra jangan nangis, aku sedih kalo liat kamu nangis gini aku sadar ko emang harusnya aku 

itu sadar diri dari awal karna kita tu beda derajat ra, jadi aku harap ini adalah awal yang baik buat 

kamu dan semoga kamu menemukan laki laki yang sederajat sama kamu dan selalu bahagiain kamu. 

Bahagia selalu ya Rara Queen Mahendra”(tersenyum dan menatap mata rara dengan sangat dalam 

tak bisa dibohongi kini mata Alvaro sudah menahan tangisnya yang tak terbendung)

Morgan:”udah ayo cepet km ga pantes ada di disini”(sambil menarik tangan anaknya masuk ke 

mobil)

Rara:”pah rara gamauuu, rara mau sama alvaro pahh, jangan pisahin rara, alvarooooo rara gamau 

putusss”(teriak rara sambil nangis dengan sejadi jadinya)

Orang orang di pasar malam itupun menyaksikan perpisahan antara keduanya.

(di dalam mobil)

Morgan:”udah nak jangan nangis lagi, papah hanya ingin yang terbaik untuk kamu”(bujuknya)

Rara:”tapi ga gini caranya pah”(sambil nangis dan menatap ke arah luar)

Morgan:”kamu sudah papah jodohkan dengan laki laki yang baik,sederajat sama kita,mapan, dan 

bisa bahagiakan kamu” 

Rara:”papah aku baru aja putus sama pacar aku pah, tega bangettt papahh”(nangis sesegukan)

Pada saat rara sudah masuk mobil dan pergi, disitulah alvaro nangis sejadi jadinya dia pulang sambil 

mendorong gerobaknya sendirian padahal adonan pancong tersebut belum habis tetapi dia tidak 

sanggup jika harus berjualan dengan keadaan dirinya yang sangat kacau, di pertengahan perjalanan 

pulang, hujan mengguyur kota bandung seakan akan alam pun tau bahwa bandung hari ini sedang

bersedih karena ada dua insan yang cintanya tidak lagi bersama, disitulah alvaro merasa dirinya 

sangatttt sakit,kacau,marah dan sedih “ya tuhan mengapa jadi seperti ini?ini bukan yang aku 

harapkan, wanita itu adalah kebahagian ku mengapa takdir tak berpihak padaku?”. Akhirnya alvaro 

pun sampai di rumahnya, bunda nya kaget mengapa anaknya datang dengan basah kuyup, mata 

sembab dan seperti orang frustasi, disitu alvaro langsung memeluk bundanya dan menangis kembali 

di pelukan bundanya tersebut. Setelah alvaro selesai mandi alvaro meceritakan semua kejadian tadi 

kepada bundanya karena alvaro adalah anak yang selalu menceritakan apapun itu kepada bundanya. 

Bunda alvaro bernama Sania.Mereka berbincang di ruang TV.

Sania:”sini nak duduk dulu”

Alvaro:”bundaaaaaa”(sambil memeluk nya dan kembali menangis)

Sania :”sudah nak km tenang dulu sini cerita sama bunda”(dengan nada lembut dan menenangkan 

anaknya)

Alvaro:”bu-bunda al putus sama Rara” (dengan nada yang terbata bata)

Sania:”hah?kenapa nak ko bisa”(terkejut)

Alvaro:”tidak direstui ayahnya bun, tadi ayahnya melihat kita lalu beliau turun dan menyuruh kami 

berdua putus”(nangis kembali)

Sania:”mengapa bisa sampai seperti itu?”(tanya nya)

Alvaro:”katanya kami tidak sederajat jadi harus mengakhiri hubungan ini, kenapa si bun orang orang 

memandang kami rendah bahkan untuk menjalin hubungan dengan seseorang saja harus yang 

sederajat. Kenapa hidup aku begini?kenapa jalannya seperti ini ?kenapa cobaan ini datangnya harus 

padaku bun?? Kenapa takdir ga berpihak padakuuuu???”(dengan nada lumayan tinggi dan menangis 

lagi di pelukan bundanya)

Sania:”sudah nak jangan dipikirin ini mungkin cobaan untuk kamu agar kamu lebih kuat dari 

sebelumnya, bunda tau km pasti bisa melalui ini dengan bijaksana. Sudah nak jangan larut dalam 

kesedihan mu kamu harus bangkit”

Beberapa hari kemudian ....

Nomer HP alvaro dan semua sosial media nya di hapus dan di blokir oleh papah nya sehingga mereka 

tidak bisa lagi berkomunikasi lewat apapun, dan rumah kediaman rara pun pindah ke luar kota agar 

mereka tidak saling bertemu. Rara harus mengikuti papah nya untuk di jodohkan oleh laki laki pilihan 

papah nya. Sedangkan alvaro dia masih berjualan pancong sambil kuliah, alvaro kadang masih 

teringat dengan perempuan yang selalu ada di samping nya yang tak lain dan tak bukan dia adalah 

Rara Queen Mahendra, tapi dia selalu berusaha melupakannya karena dia tersadar bahwa mereka 

itu tidak sederajat, dan alvaro selalu berharap Rara bahagia disana.

END

Comments

Popular posts from this blog

Best Friend

Dari Benci Jadi Cinta

Sompral