My Sweetest Ex
By Alyshaea Nadiani Putri
Karakter:
- Anya: Perempuan berusia 25 tahun, pekerja keras, mandiri, dan sedikit tomboy.
- Rangga: Lelaki berusia 27 tahun, charming, humoris, dan sedikit playboy.
- Sarah: Sahabat Anya, perempuan berusia 25 tahun, penyayang, dan selalu mendukung Anya.
- David: Teman Rangga, lelaki berusia 27 tahun, kalem, dan setia.
Setting:
- Kantor Anya: Ruang kerja yang modern dan minimalis.
- Kafe: Tempat nongkrong yang ramai dan nyaman.
- Taman: Suasana yang tenang dan asri.
Adegan 1:
[Setting: Kantor Anya. Anya sedang sibuk bekerja di depan komputernya. Sarah masuk dengan membawa minuman.]
Sarah: Anya, ini kopi kesukaanmu. Aku tahu kamu lagi sibuk banget.
Anya: (Sambil menyeruput kopi) Makasih, Sarah. Kamu penyelamatku.
Sarah: (Duduk di sofa) Ngomong-ngomong, gimana kabarmu sama Rangga? Udah seminggu lebih kamu putus, tapi kamu masih keliatan murung.
Anya: (Menghela napas) Aku kangen dia, Sarah. Tapi aku juga marah sama dia. Dia ninggalin aku tanpa alasan yang jelas.
Sarah: (Memeluk Anya) Aku tahu kamu sakit hati, tapi kamu harus kuat. Kamu perempuan hebat, Anya. Kamu bisa melewati ini.
Anya: (Menangis) Aku nggak tahu, Sarah. Aku masih cinta dia.
[Anya dan Sarah berpelukan. Sarah menghibur Anya dengan lembut.]
Adegan 2:
[Setting: Kafe. Rangga sedang duduk di meja bersama David. David sedang mendengarkan Rangga dengan serius.]
Rangga: (Sambil menyesap minuman) Aku bener-bener bodoh, David. Aku ninggalin Anya tanpa alasan yang jelas.
David: (Menepuk bahu Rangga) Aku tahu kamu sayang sama Anya, Rangga. Tapi kenapa kamu ninggalin dia?
Rangga: (Menghela napas) Aku takut, David. Aku takut hubungan kita nggak akan bertahan lama. Aku takut dia akan kecewa sama aku.
David: (Menatap Rangga) Kamu harus jujur sama diri kamu sendiri, Rangga. Apa kamu benar-benar sayang sama Anya?
Rangga: (Terdiam sejenak) Aku sayang dia, David. Aku sayang banget.
David: (Sambil tersenyum) Kalau begitu, kenapa kamu nggak perjuangkan dia?
[Rangga terdiam. Dia mulai menyadari kesalahannya.]
Adegan 3:
[Setting: Taman. Anya sedang duduk di bangku taman, menikmati suasana sore. Rangga datang menghampiri Anya.]
Rangga: Anya, bolehkah aku bicara sebentar?
Anya: (Terkejut) Rangga? Apa yang kamu lakukan di sini?
Rangga: (Sambil menarik napas) Aku mau minta maaf, Anya. Aku bener-bener bodoh. Aku ninggalin kamu tanpa alasan yang jelas.
Anya: (Menatap Rangga dengan tajam) Apa kamu nggak punya alasan?
Rangga: (Menghela napas) Aku takut, Anya. Aku takut hubungan kita nggak akan bertahan lama. Aku takut kamu akan kecewa sama aku.
Anya: (Terdiam sejenak) Aku kecewa, Rangga. Tapi aku masih sayang kamu.
Rangga: (Menatap Anya dengan penuh harap) Anya, aku mohon maafkan aku. Aku ingin kita bisa bersama lagi.
Anya: (Terdiam, merenungkan kata-kata Rangga)
[Anya dan Rangga saling menatap. Suasana di antara mereka penuh dengan kerinduan dan harapan.]
[Adegan berlanjut]
Oke, berikut kelanjutan cerita Anya dan Rangga, dengan penambahan konflik dan dialog yang lebih detail:
Adegan 4:
[Setting: Kantor Anya. Anya sedang bekerja di depan komputernya. Tiba-tiba, teleponnya berdering. Anya mengangkat telepon dengan malas.]
Anya: Halo?
Rangga: (Suara gembira) Anya, kamu lagi apa?
Anya: (Sambil mengerutkan kening) Rangga? Kenapa kamu telepon?
Rangga: Aku mau ngajak kamu makan malam. Aku udah pesan tempat di restoran Italia favorit kamu.
Anya: (Terdiam sejenak) Aku nggak bisa, Rangga. Aku lagi sibuk.
Rangga: (Dengan nada memohon) Ayolah, Anya. Aku mohon, beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya.
Anya: (Menghela napas) Aku butuh waktu untuk berpikir, Rangga.
[Anya menutup telepon dengan kasar. Dia merasa bingung dan galau. Sarah masuk ke ruangannya.]
Sarah: (Menatap Anya dengan heran) Siapa yang telepon?
Anya: (Sambil mengusap wajahnya) Rangga. Dia ngajak aku makan malam.
Sarah: (Terkejut) Serius? Dia mau ngapain?
Anya: (Sambil menggeleng kepala) Aku nggak tahu. Tapi aku nggak yakin aku siap bertemu dia.
Sarah: (Memeluk Anya) Aku mengerti perasaanmu, Anya. Tapi kamu harus tetap kuat. Jangan biarkan dia mengendalikanmu.
Anya: (Menangis) Aku takut, Sarah. Aku takut aku masih sayang dia.
[Sarah menghibur Anya dengan lembut. Mereka berdua berpelukan.]
Adegan 5:
[Setting: Kafe. Rangga sedang menunggu Anya dengan gelisah. David datang menghampiri Rangga.]
David: (Menatap Rangga dengan heran) Kok kamu kelihatan cemas gitu, Rangga?
Rangga: (Menghela napas) Aku takut Anya nggak mau datang.
David: (Menepuk bahu Rangga) Tenang, Bro. Kamu udah berjanji untuk jujur sama Anya. Beri dia waktu untuk berpikir.
Rangga: (Terdiam sejenak) Aku harap dia mau memaafkan aku. Aku benar-benar menyesal telah menyakiti dia.
David: (Sambil tersenyum) Aku yakin Anya akan mengerti. Dia perempuan yang baik hati.
[Rangga dan David terdiam sejenak. Mereka berdua berharap Anya akan datang. Tiba-tiba, Anya muncul di pintu kafe.]
Anya: (Menatap Rangga dengan tatapan dingin) Rangga, aku mau bicara.
[Rangga terkesiap. Dia bangkit dari kursinya dan menyambut Anya dengan senyum gugup.]
[Adegan berlanjut]
Oke, berikut kelanjutan adegan Anya, Rangga, dan Sarah di kafe hingga tamat:
[Setting: Kafe. Anya, Rangga, dan Sarah duduk berhadapan di meja yang sama. Suasana hening, hanya diiringi alunan musik lembut dari kafe. Anya terlihat galau, Rangga tampak cemas, dan Sarah memperhatikan mereka dengan penuh perhatian.]
Sarah: (Menatap Anya dengan lembut) Anya, kamu baik-baik saja?
Anya: (Menghela napas) Aku masih bingung, Sarah. Aku masih sayang Rangga, tapi aku juga masih sakit hati.
Rangga: (Menatap Anya dengan penuh harap) Anya, aku mohon, beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa berubah. Aku akan selalu ada untukmu.
Sarah: (Menatap Rangga dengan sedikit curiga) Rangga, kamu harus mengerti. Anya butuh waktu untuk menyembuhkan lukanya. Kamu harus sabar dan pengertian.
Rangga: (Menatap Sarah dengan serius) Aku mengerti, Sarah. Aku akan menunggu Anya. Aku akan melakukan apa pun untuk mendapatkan kembali cintanya.
[Anya terdiam, merenungkan kata-kata Rangga dan Sarah. Dia masih ragu, tapi dia juga merasakan kerinduan yang mendalam kepada Rangga. Sarah memperhatikan Anya dengan penuh perhatian, berharap Anya bisa menemukan jalan keluar dari dilema ini.]
Anya: (Menatap Rangga dengan lembut) Rangga, aku butuh waktu untuk berpikir. Aku akan memberimu jawaban besok.
[Rangga mengangguk setuju. Dia merasa lega karena Anya mau memberinya kesempatan. Sarah tersenyum dan menepuk tangan Anya dengan lembut.]
[Adegan berganti. Setting: Taman. Anya sedang duduk di bangku taman, menikmati suasana sore. Dia memikirkan Rangga dan hubungan mereka. Dia masih merasakan sakit hati, tapi dia juga merasakan kerinduan yang mendalam kepada Rangga.]
Anya: (Berbisik) Rangga, apa aku harus memaafkanmu?
[Tiba-tiba, Rangga muncul di hadapan Anya. Dia membawa sebuket bunga mawar merah.]
Rangga: (Menyerahkan bunga kepada Anya) Anya, aku tahu aku salah. Aku mohon maafkan aku. Aku ingin kita bisa kembali bersama.
Anya: (Menatap Rangga dengan lembut) Rangga, aku masih sayang kamu. Tapi aku takut terluka lagi.
Rangga: (Memegang tangan Anya) Anya, aku berjanji untuk tidak akan menyakitimu lagi. Aku akan selalu ada untukmu.
[Anya terdiam, matanya berkaca-kaca. Dia merasakan kerinduan yang mendalam kepada Rangga. Dia ingin percaya dengan janji Rangga, tapi dia juga takut terluka lagi.]
Anya: (Menatap Rangga dengan penuh harap) Rangga, aku percaya kamu. Aku mau kita coba lagi.
[Rangga tersenyum bahagia. Dia memeluk Anya dengan erat. Mereka berdua saling menatap dengan penuh cinta dan harapan. Sarah muncul di belakang mereka, tersenyum bahagia melihat Anya dan Rangga kembali bersama.]
[Adegan berganti. Setting: Kafe. Anya dan Rangga sedang duduk berhadapan di meja yang sama seperti sebelumnya. Mereka sedang menikmati makan malam bersama. Suasana penuh dengan kebahagiaan dan cinta. Sarah duduk di kursi di hadapan mereka, tersenyum bahagia melihat Anya dan Rangga kembali bersama.]
Sarah: (Menatap Anya dan Rangga dengan penuh perhatian) Aku senang kalian bisa kembali bersama.
Anya: (Menatap Sarah dengan penuh syukur) Terima kasih, Sarah. Kamu selalu ada untukku.
Rangga: (Menatap Sarah dengan penuh hormat) Terima kasih, Sarah. Aku beruntung punya sahabat seperti kamu.
[Anya dan Rangga saling berpegangan tangan. Mereka berdua bahagia karena bisa kembali bersama. Sarah tersenyum bahagia melihat Anya dan Rangga kembali bersama. Mereka bertiga menikmati makan malam bersama dengan penuh kebahagiaan.]
[TAMAT]
Catatan:
- Ending cerita ini menunjukkan bahwa Anya dan Rangga kembali bersama setelah Rangga menunjukkan ketulusan hatinya dan berjanji untuk tidak akan menyakiti anya lagi
Comments
Post a Comment