Persahabatan di Pesantren
By Nisrina
Berikut adalah naskah percakapan antara dua orang teman di pondok pesantren tentang pertemanan dan nilai-nilai keagamaan:
Tokoh:
1. Nisrina (santri baru)2. Icha (santri senior)
Adegan dimulai di asrama pesantren. Nisrina sedang duduk sendirian di sudut, membaca Al-Qur'an. Icha datang mendekatinya.
Icha:
(tersenyum) Assalamu'alaikum, Nisrina. Lagi baca apa?
Nisrina:
Wa'alaikumussalam, Kak Icha. Ini, lagi baca surat Al-Baqarah.
Icha:
Masya Allah, bagus sekali. Kamu sudah lama di sini?
Nisrina:
Baru beberapa minggu, Kak. Rasanya masih banyak yang perlu saya pelajari, dan kadang merasa sedikit kesepian.
Icha:
Wajar, Nisrina. Awal-awal di pesantren memang seperti itu. Tapi ingat, di sini kita bukan hanya belajar ilmu agama, tapi juga membangun persaudaraan. Pesantren itu rumah kedua kita.
Nisrina:
Iya, Kak. Tapi kadang saya masih ragu apakah bisa benar-benar akrab dengan teman-teman di sini. Mereka semua terlihat sangat bersemangat dan paham agama, sementara saya masih banyak belajar.
Icha:
Nisrina, jangan merasa rendah diri. Semua orang punya proses belajar masing-masing. Justru di sini, di pesantren, kita belajar bersama, saling membantu, dan saling menguatkan. Dalam Islam, ukhuwah atau persaudaraan itu penting. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda, "Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya."
Nisrina:
Benar juga, Kak. Jadi, persahabatan di pesantren ini bukan sekadar teman biasa, ya?
Icha:
Tepat sekali! Persahabatan di sini lebih dari sekadar teman biasa. Kita bersahabat karena Allah, saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketaatan kepada-Nya. Seperti firman Allah dalam Al-Qur'an, "Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran" (QS. Al-Maidah: 2).
Nisrina:
Masya Allah, saya jadi lebih semangat. Ternyata, dengan menjalin persahabatan di sini, saya bisa lebih dekat kepada Allah juga, ya?
Icha:
Betul, Nisrina. Jangan ragu untuk bergaul dengan santri yang lain. Kita semua di sini adalah saudara. Kalau ada yang sulit, kita bantu. Kalau ada yang salah, kita ingatkan. Itu adalah bentuk cinta kita sebagai sahabat yang menginginkan kebaikan bagi saudara kita.
Nisrina:
Terima kasih, Kak Icha. Saya jadi merasa lebih tenang dan percaya diri. Saya akan berusaha membangun persahabatan yang baik di sini, insya Allah.
Icha:
Alhamdulillah. Yuk, kita sama-sama berusaha jadi santri yang baik dan sahabat yang bisa diandalkan. Jangan lupa, selalu niatkan semua karena Allah.
Nisrina:
Iya, Kak. Semoga Allah ridha dengan usaha kita.
Icha:
Aamiin. Nah, kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan untuk datang ke saya atau teman-teman yang lain, ya. Kita di sini belajar bersama.
Nisrina:
Insya Allah, Kak. Terima kasih sudah mengingatkan.
Icha:
Sama-sama, Nisrina. Sekarang, ayo kita ke masjid. Sebentar lagi waktu shalat berjamaah.
Nisrina:
Baik, Kak. Ayo!
(Mereka berdua berjalan bersama menuju masjid, sambil berbincang ringan)
Naskah ini menggambarkan nilai persahabatan yang dibangun di atas pondasi keagamaan di pesantren, dengan saling mendukung dan mengingatkan dalam kebaikan serta ketakwaan.
Comments
Post a Comment